Rabu, 26 Oktober 2011

Memaafkan Diri

nda pernah membuat kesalahan? Yah, semua orang pernah membuat kesalahan. Kita bukan malaikat yang selalu benar, kesalahan adalah hal yang manusiawi. Dari kesalahan kita bisa memetik hikmah, namun tidak sedikit orang yang menjadi terpuruk karena kesalahan di masa lalu yang menimpanya. Hilang semangat dan merasa tidak berdaya. Inilah kenapa kita perlu memaafkan kesalahan yang sudah kita lakukan.

Banyak orang yang tidak memperdulikan kesalahan diri sendiri. Padahal saat kesalahan kita membekas, memberikan pengaruh besar kepada kehidupan Anda, atau berakibat fatal, kesalahan ini bisa mempengaruhi kehidupan Anda secara keseluruhan. Secara tidak sadar pikiran bawah sadar kita mengatakan bahwa kita adalah orang yang salah, tidak becus, tidak berdaya, dan berbagai pikiran negatif lainnya.

Pikiran negatif terhadap diri sendiri akan menyebabkan kita rendah diri. Seperti dijelaskan dalam Video The Confidence Secret (percaya diri), rendah diri bila dibiarkan akan seperti bola salju, semakin lama semakin membesar. Saat rendah diri sudah menggunung, Anda sudah merasa tidak bisa apa-apa lagi sehingga tidak ada usaha memperbaiki diri sendiri. Ini gawat!

Kesalahan-kesalahan masa lalu bisa membuat diri kita menyesal. Marah pada diri sendiri. Hal ini akan menyebabkan sebuah luka, luka emosional pada diri sendiri. Saat kita memiliki luka, kita akan melakukan usaha ekstra melindungi bagian yang terluka, sebab luka diatas luka itu lebih menyakitkan. Perlindungan ekstra ini seringkali menjadikan diri kita menjadi penakut dan mudah tersinggung. Akhirnya emosi negatiflah yang selalu mengiringi kita.

Rendah diri dan emosi negatif adalah tidak baik bagi kehidupan kita. Kita tidak lagi memiliki motivasi, kebahagiaan, dan pencapaian-pencapaian yang tinggi. Oleh karena itu, untuk menghindarinya ialah dengan memaafkan kesalahan-kesalahan yang telah Anda lakukan. Tentu saja setelah meminta maaf kepada orang lain jika terlibat dan memohon ampun kepada Allah SWT jika kesalahan Anda juga berdosa.

Tentu saja, kita perlu menghindari kesalahan. Namun sebagai manusia kesalahan selalu saja terjadi. Tidak apa-apa, yang penting ialah kita segera memperbaiki kesalahan kita dan perbaikan akan berjalan efektif jika kita telah memaafkan kesalahan kita. Mencoba memperbaiki kesalahan, sementara Anda berada dalam kondisi rendah diri dan mengutuk diri sendiri, perbaikan itu tidak akan memberikan hasil yang optimal, bahkan bisa saja sama sekali tidak berhasil.

Langkah-langkah memaafkan diri sendiri

  1. Fahami bahwa memaafkan berbeda dengan melupakan. Sebuah peristiwa yang melibatkan emosi sulit untuk dilupakan, tetapi bisa dimaafkan.
  2. Terimalah bahwa Anda melakukan kesalahan. Ini manusiawi. Katakanlah “Meskipun saya melakukan kesalahan, namun saya menerima diri saya seutuhnya.”
  3. Mintalah maaf kepada orang lain yang terlibat. Dimaafkan atau tidak, yang penting Anda sudah minta maaf.
  4. Mintalah ampun kepada Allah SWT jika kesalahan Anda berupa dosa.
  5. Sekarang… maafkanlah diri Anda. Katakan saja “Saya memaafkan diri saya seutuhnya.” Katakanlah berulang-ulang dengan penuh konsentrasi, silahkan katakan di dalam hati saja, namun harus diikuti dengan kesungguhan. Allah SWT Maha Pengampun, kenapa kita tidak mau memaafkan diri sendiri?”
  6. Ambillah hikmah dari kesalahan Anda. Bersyukurlah bahwa Anda sudah mendapatkan hikmah yang berharga.

Cobalah untuk memaafkan diri sendiri, Anda akan hidup lebih ringan, lebih bahagia, dan lebih bersemangat. Insya Allah.

http://www.motivasi-islami.com/memaafkan-diri-sendiri/

Agar tidak Putus Asa

Putus asa akan menghampiri kita saat kita menempuh perjalanan yang panjang atau mendapatkan kegagalan dari perjalanan-perjalan yang kita tempuh. Bagaimana agar kita tidak putus asa?

Mari kita ibaratkan perjalanan panjang seperti lari marathon. Anda pernah marathon? Yang kita rasakan pada saat kita sedang berlari dalam jarak yang jauh ialah keinginan segera berhenti, minum, dan beristirahat. Lalu mengapa tidak berhenti? Jika Anda berlari atas inisiatif sendiri, kemungkinan Anda berhenti akan lebih besar ketimbang seorang atlit yang sedang berlomba. Mengapa? Karena imbalan yang akan didapat lebih menarik dan lebih jelas. Kalau dia tidak sampai, bukan hanya tidak akan mendapatkan juara, tetapi juga malu. Jadi agar Anda tidak putus asa, maka Anda harus memiliki tujuan yang sangat menggairahkan Anda dan jelas.

Mungkin saja, saat kita berlari, kita tidak ingin untuk berhenti. Tetapi akhirnya berhenti juga karena kita sangat kelelahan. Dengan kata lain energi kita sudah terkuras habis. Seorang atlit tidak akan mudah kelelahan karena dia memiliki energi yang cukup. Energi yang tentu saja didapat dari latihan yang cukup dan makanan yang dikonsumsinya. Begitu juga jika kita tidak ingin cepat putus asa maka kita harus memiliki energi yang cukup. Baik energi dalam arti sebenarnya, maupun energi dalam arti motivasi.

Gagal lagi, gagal lagi, dan gagal lagi. Hal seperti ini pun akan memungkinkan kita putus asa. Anda telah mencoba, Anda telah bersabar, dan Anda telah berusaha, namun kegagalan dan kegagalan yang menemui Anda. Keadaan seperti ini bisa diibaratkan seperti sesorang yang sedang mencari suatu tempat tetapi tidak mengetahui harus lewat mana.

Jika jalan yang Anda ketahui sedikit, maka Anda akan cepat berhenti karena tidak ada jalan lagi yang bisa ditempuh. Tetapi jika Anda mengetahui banyak jalan, maka Anda mencoba jalan yang lainnya sampai menemukan jalan yang benar. Semakin banyak jalan yang Anda ketahui dan energi Anda masih cukup maka kemungkin untuk bergerak terus masih sangat memungkinkan.

Jalan yang dimaksud disini adalah ide. Saat Anda gagal dengan satu ide, maka Anda bisa mencoba ide yang lain. Ide tersebut bisa Anda dapatkan baik dari ide sendiri maupun ide dari orang lain. Agar bisa menghasilkan ide sendiri maka diperlukan kreativitas. Sementara untuk mengetahui ide dari orang lain, maka yang diperlukan adalah menuntut ilmu.

Sumber :http://www.motivasi-islami.com/agar-tidak-putus-asa/

Cara Mengatasi Pesimis

Definisi Pesimis

pesimisPesimis adalah kondisi pikiran yang melihat dunia ini selalu negatif. Memang tidak harus semuanya terlihat negatif, mungkin untuk aspek kehidupan yang lain seseorang menerima dengan positif, tetapi untuk aspek lainnya dia melihatnya dengan negatif. Artinya mungkin ada seseorang yang pesimis hanya untuk sebagian aspek kehidupan lainnya.

Muara dari pesimis adalah sikap putus asa, sebuah sikap yang menganggap tidak ada lagi (habis) harapan positif. Pesimis dengan sikap putus asa adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Saat kita membahas pesimis, kita juga sekaligus bicara tentang putus asa. Pesimis menyebabkan kita putus asa, dan penyebab putus asa adalah pesimis.

Penyebab Pesimis

Bagi orang yang pesimis, mereka pesimis karena “fakta dan logika berbicara”. Mereka akan bersandar pada fakta tentang hel-hal negatif, akibat buruk, dan kekagagal yang ada. Ini akan menjadi alasan bagi mereka, bahwa berpikir negatif itu wajar sebab fakta berbicara. Selain fakta, mereka pun akan mengatakan bahwa secara logika juga memang demikian, bahwa selalu ada hal negatif dan peluang kegagalan dibalik sesuatu.

Contoh fakta yang bisa dijadikan alasan mereka pesimis seperti banyaknya pejabat yang korup. Berbagai penggantian pejabat sudah sering terjadi, tetapi perbaikan belum terlihat. Ini menjadikan banyak orang yang pesimis. Bisa juga, Anda sudah mencoba bisnis, namun gagal lagi, gagal lagi. Anda kemudian mengatakan “fakta” bahwa Anda memang tidak akan berhasil bisnis, atau mengatakan bisnis itu sangat beresiko. Artinya, meski Anda punya fakta dan dalil untuk bersikap pesimis, Anda tetap orang pesimis.

Namun, sebenarnya bukan itu penyebab pesimis. Mohon maaf, penyebab pesimis adalah iman yang lemah bahkan orang yang tidak punya iman.

Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. (QS. Az Zumar: 53)

Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir“. (QS. Yusuf:87)

Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat“. (QS Al Hijr:56)

Janganlah kalian berputus asa dari rizqi Allah selama kepala kalian masih bergerak. Manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah, tidak memiliki suatu apapun, lalu Allah Azzawajalla memberinya rizqi“. (HR Ahmad No 15294)

Dalam hadits lain disebutkan:

Janganlah kalian berputus asa dari kebaikan, selama kepala kalian masih bisa bergerak. Manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah, tidak memiliki suatu apapun, lalu Allah Azzawajalla memberinya rizqi“. (HR Ahmad No 15295)

Bahaya Pesimis

Jika seseorang pesimis terhadap sesuatu, maka dia tidak mungkin lagi berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Tidak ada pencapaian dan kebaikan dari orang yang pesimis. Dia memiliki segudang alasan, logika, dan faktwa bahwa dia tidak perlu berusaha lagi. Jika tidak berusaha, maka dia tidak akan pernah mendapatkan apa-apa. Dia bahkan tidak mau berdakwah karena tidak akan ada gunanya menurut dia. Jadi, memang bahaya baik untuk dunia dan akhirat.

Malas, tidak mau berusaha, hanya menghujat sana sini, bahkan tidak sedikit yang bunuh diri saat harapan sudah tidak ada. jadi, jangan biarkan sikap pesimis tumbuh dalam hati Anda.

Cara Mengatasinya

Cara mengatasinya artinya kita membangun optimisme dalam diri kita. Jika penyebabnya adalah lemah atau bahkan tidak ada iman, maka jika ada setitik saja rasa putus asa dalam diri kita, maka kita harus terus-menerus meningkatkan keimanan kita. Tentu dengan iman yang sebenar-benarnya iman.

Bukankah kita beriman jika Allah Mahakuasa? Maka tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak. Sebesar apa pun masalah yang kita hadapi, bagi Allah itu mudah saja. Sebesar apa pun tujuan yang akan kita gapai, bagi Allah itu mudah. Jadi, tidak ada kata putus asa jika Anda percaya kepada Allah akan menolong kita.

Seorang yang beriman saat dia menghadapi kesulitan, dia tidak akan pernah berputus asa, meski dia bingung apa yang harus dilakukan. Maka dia akan berdo’a meminta petunjuk kepada Allah. Karena dia yakin, Allah Maha Mengetahui.

Setelah berdo’a dia akan bertawakal kepada Allah. Saat urusan kita sudah diwakilkan kepada Allah, kenapa kita harus takut? Bahkan sekedar ragu pun tidak pantas, sebab Allah akan membantu kita.

Saat keyakinan sudah mantap dalam hati, maka dia akan begitu semangat dalam berikhtiar, optimis, dan menyongsong masa depan yang lebih baik. Masa lalu boleh kelabu. Saat ini mungkin banyak masalah. Tetapi, tidak ada alasan kalau besok akan tetap seperti ini. Selama kepala bisa bergerak, maka kita tidak perlu berputus asa dari kebaikan dan rezeki.

Kita juga harus tetap optimis meski beban terasa sangat berat. Seberat-beratnya beban, tentu manusia akan tetap mampu menanggungnya. Sebab, Allah tidak akan membebani manusia di luar kesanggupannya.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS Al Baqarah: 286)

Saya Ingin Optimis, Tapi Apa Yang Harus Saya Lakukan?

Tentu saja, kadang kita tidak (sebenarnya “belum”) mengetahui apa lagi yang harus dilakukan? Kita mungkin bingung. Namun yakinlah, saat kita tidak mengetahui, bukan berarti tidak ada jalan. Kita hanya belum menemukannya. Kita bukan tidak bisa, tetapi belum tahu caranya. Jadi, saat Anda tidak tahu harus melakukan apa, maka jawabannya adalah belajar dan/atau mencoba.

Artinya, Anda bisa belajar kepada orang lain atau mencoba sendiri kemudian mengambil pelajaran dari percobaan Anda. Jika Anda tidak mau belajar dan berusaha, maka Anda tidak akan pernah menemukan apa-apa. Optimis akan tetap jauh dari diri Anda.

Percayalah, semakin banyak belajar (belajar dengan cara yang baik) maka Anda akan semakin optimis. Jalan-jalan seolah mulai terbuka untuk Anda lalui, baik mengatasi masalah Anda maupun menggapai impian Anda.

Jangan Tergesa-gesa

Sesungguhnya doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa, hingga dia berkata; “Aku telah memohon kepada Rabbku namun Dia tidak mengabulkan doaku.” (HR Ahmad No 8784)

Sikap tergesa-gesa akan menjadikan kita pesimis. Jika Anda ingin mendapatkan sesuatu dengan tergesa-gesa, akan menyebabkan Anda putus asa, karena harapan memang tidak terlihat. Anda ingin kaya dalam semalam, ingin terampil besok, bahkan ingin dikabulkan do’anya segera. Semuanya butuh proses, ada sunatullah di dunia ini dan kita harus mengikutinya karena itu adalah ketentuan Allah. Jadi, ikuti proses jangan tergesa-gesa.

Kesimpulan

Cara mengatasi pesimis itu tiada lain dengan cara mempertebal iman kita, manajemen qalbu. Sehingga kita akan memiliki keyakinan dalam berikhtiar. Jika Anda menemukan sesuatu yang berat, yakinlah itu dibawah kesanggupan Anda. Jika Anda tidak bisa, maka yakinlah ada caranya, hanya saja belum Anda temukan. Jika memang jauh, maka melangkahlah agar semakin dekat.

Sumber :http://www.motivasi-islami.com/cara-mengatasi-pesimis/

Manajemen Qalbu

Manajemen Qalbu Adalah Fondasi Sukses

Mengapa harus melakukan manajemen qalbu? Ya, karena itu adalah fondasi sukses. Jika Anda mencari sebuah kekuatan untuk mendapatkan, mencapai, atau melakukan sesuatu, maka kekuatan itu ada dalam diri Anda. Kekuatan itu adalah qalbu atau yang sering kita sebut hati Anda. Semua tergantung kondisi hati kita, jika hati kita baik, maka semuanya akan baik seperti yang dijelaskan oleh salah satu hadits yang cukup populer,

Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah qalbu. (HR Bukhari)

Konsep sukses dan konsep pengembangan diri apa pun tidak akan berhasil jika tidak berpusat pada hati. Kondisi hati Andalah penentu hidup Anda baik di dunia maupun di akhirat. Semua aspek kehidupan Anda bersumber pada hati, ruhiah maupun jasmani. Keimanan Anda ada dalam hati, sementara keimanan akan mengarahkan gerak dan tindakan kita. Sukses tidak kita, tergantung sejauh mana kondisi hati kita. Jelas sudah, jika kondisi qalbu kita jelek, maka akan jelek semuanya, termasuk upaya kita dalam meraih sukses, baik dunia dan akhirat. Manajemen Qalbu mutlak diperlukan.

Manajemen Qalbu: Membangkitkan Kekuatan Dalam Diri

Jika qalbu begitu berdaya, mengapa kita belum merasakan kekuatan qalbu dalam kehidupan kita. Qalbu adalah kekuatan dalam diri kita yang tidak terlihat. Qalbu bukan saja untuk menyelamatkan kita di akhirat, namun bisa juga untuk meraih sukses di dunia.


Sumber :http://www.motivasi-islami.com/manajemen-qalbu/

Orang lain bisa,saya pun bisa

Yakinlah, Saya Pun Bisa!

Kata-kata “Saya pun bisa” harus menjadi bagian hidup kita jika kita mau sukses. Coba pikirkan! Apa yang membedakan Anda dengan orang lain yang sukses? Jawabannya karena Anda tidak mengerjakan apa yang orang sukses kerjakan. Peluang sukses adalah terbuka untuk semua orang, tidak peduli pendidikan, lingkungan, status, uang, dan sebagainya, semua orang bisa sukses jika melakukan hal-hal penyebab kesuksesan. Tentu saja dengan kekecualian, jika Allah tidak mengijinkan Anda untuk sukses maka Anda tidak akan sukses.

Saya Pun Bisa Jika Belajar

Untuk mencari penyebab kesuksesan ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan. Pertama Anda bisa mencontoh orang lain yang telah sukses. Contoh semua tindakannya, pemikirannya, termasuk sikap mentalnya. Orang sukses ada disekitar Anda, tindakan yang diperlukan hanyalah mencarinya kemudian bertanya. Setelah mendapatkan jawaban Anda tinggal menyesuaikan dengan tujuan yang ingin Anda capai.

Katakan, “Saya Pun Bisa!”. Meski saat ini Anda merasa tidak bisa, masih ada waktu untuk belajar dan mencoba. Saat ini tidak bisa, maka besok lusa akan menjadi bisa selama Anda mau belajar dan mencoba. Jadi, jangan terhambat oleh kondisi saat ini. Kondisi saat ini adalah akibat apa yang Anda lakukan dan pikirkan di masa lalu. Kondisi masa depan akan ditentukan oleh pikiran dan tindakan Anda saat ini. Anda akan mengatakan saya pun bisa suatu saat nanti, jika Anda mau berlajar dan mencoba, SEKARANG.

Saya Pun Bisa Jika Mau Membaca

Kedua, selain bertanya kepada orangnya langsung, Anda juga bisa membaca bukunya. Ada beberapa macam buku ditulis, ada buku yang ditulis mengenai biografi seseorang yang telah sukses. Dari buku tersebut Anda bisa belajar banyak dari kehidupan orang sukses. Apa yang dia lakukan dan bagaimana sikap orang tersebut? Jenis buku kedua ialah buku yang ditulis berdasarkan riset atau pengamatan terhadap orang-orang yang sudah sukses. Kelebihan jenis buku kedua ialah lebih mudah dipahami karena si peneliti telah merangkumkan buat Anda. Selain itu sumber yang dia teliti sering lebih dari satu orang, sehingga faktor sukses yang dipaparkan dalam buku tersebut lebih lengkap.

Hal yang menyedihkan ialah justru minat baca di Indonesia masih sedikit. Kita perlu meningkatkan minat baca kita, keluarga kita dan orang-orang disekitar kita. Kabar baiknya di Indonesia harga buku cukup murah (meskipun ada yang mengatakan mahal, mungkin jika dibanding dengan penghasilan). Sebagai perbandingan, saya membeli buku terbitan USA, harganya sekitar US$ 20, sementara buku setebal tersebut di Indonesia harganya sekitar 30-40 ribu rupiah.

Kadang apa yang dibaca dari orang lain tidak akan cocok dengan kita. Tentu saja karena berbagai kondisi yang berbeda antara orang yang Anda pelajari dengan kondisi Anda. Atau apa yang Anda lakukan ialah benar-benar baru, belum ada orang yang melakukannya. Untuk ini, yang diperlukan adalah keberanian mencoba-coba. Thomas Alfa Edison sampai ribuan kali mencoba membuat bohlam lampu, begitu juga Henry Ford berkali-kali membuat mesin mobil, dan orang yang telah terbukti sukses merintis sesuatu yang baru, pada awalnya melakukan berbagai percobaan atau usaha. Jika orang lain bisa dengan tekun, sabar, berani mengambil resiko, dan pantang menyerah, maka Anda akan mengatakan Saya pun bisa.


Sumber :http://www.motivasi-islami.com/orang-lain-bisa-saya-pun-bisa/