Kamis, 03 November 2011

Jalannya Terlalu Berat

Diceritakan, ada seorang pemuda yang akan menemui saudaranya di suatu desa. Dia bertanya kepada pamannya, di mana rumah saudaranya itu. Pamannya membuatkan sebuah peta agar pemuda ini bisa sampai ke desa dimana saudaranya tinggal. Dengan berbekal peta itu, si pemuda pun berangkat.

Namun, beberapa saat kemudian, si pemuda itu kembali lagi ke rumahnya. Saat ditanya dia menjawab, “Jalannya terlalu berat. Terlalu mendaki dan berliku. Belum lagi bebatuan serta jurang di sisi jalan-jalan menuju desa itu.”

“Berapa umurmu?” tanya si paman.

“Saya 25 tahun paman. Ada apa dengan umur saya?” tanya si pemuda itu.

“Tahukah kamu, kapan saya terakhir ke desa itu?”

“Kapan paman?” tanya si pemuda.

“Terakhir saya ke desa tersebut, saat saya berumur 49 tahun, yaitu dua tahun yang lalu.” jawab si paman.

“Apa maksud paman?”

“Artinya, jalan ke desa itu memang berat. Pertanyaanya adalah, kenapa paman bisa? padahal saat itu umur paman 49 tahun? Sementara, kamu yang masih berumur 25 tahun, mengatakan terlalu berat.” kata si paman.

Si pemuda itu terdiam. Kemudian dia berkata, “Pada kenyataan saya tidak bisa melalui jalan itu, paman. Apa yang harus saya lakukan?”

Si paman tersenyum. “Itu maksud paman!”

“Bisa dijelaskan paman?” tanya si pemuda kebingungan.

“Sebelumnya, kamu mengatakan ‘jalannya terlalu berat’. Kamu menyalahkan kondisi jalan. Tetapi, baru saja kamu mengatakan ‘saya tidak bisa’. Kamu tahu perbedaanya?” tanya si paman sambil tersenyum.

Si pemuda ngangguk-ngangguk. “Artinya, masalah itu ada pada diri saya?”

“Ya, tentu saja. Kamu mulai mengerti. Ada mindset atau pola pikir yang harus kamu perbaiki. Ini untuk kemajuan kamu sendiri.” jelas si paman.

“Sering kali, saat kesulitan itu ada, orang lebih sering menyalahkan apa yang ada di luar dirinya. Kamu mengatakan, jalannya terlalu berat. Jalannya memang berat, namun yang kamu lupakan ialah bahwa kamulah yang tidak sanggup atau tidak bisa melalui jalan tersebut.” jelas si paman.

“Lalu, apa yang harus saya lakukan. Apakah saya harus belajar dan berlatih untuk melalui jalan itu?” kata si pemuda.

“Tentu saja, jika memang kamu tidak bisa. Jika kamu tidak bisa, maka kamu harus belajar dan berlatih.” jelas di paman.

“Tapi… jalannya sangat panjang dan curam.” kata si pemuda.

“Eit…!”, kata si paman sambil mengacungkan telunjuknya. “Kamu menyalahkan kondisi jalan lagi.”

“Oh iya. Saya lupa paman. Apa yang harus saya lakukan?”

Si paman tersenyum, kemudian dia menjelaskan:

“Jika jalan yang akan ditempuh sangat panjang, maka langkahkan kakimu satu langkah. Niscaya, jalan yang akan kamu tempuh sudah berkurang satu langkah. Kamu mengerti maksud saya?”

“Baiklah paman, saya mengerti. Sepertinya saya harus belajar cara melalui jalan itu. Saya memang tidak bisa.” kata si pemuda itu.

“Bagus, pelajaran pertama sudah kamu pahami. Jika tidak bisa, artinya kamu harus belajar dan secara bertahap. Namun ada satu pelajaran lagi yang harus kamu pahami sebelum kamu mengatakan tidak bisa.” jelas si paman.

“Apa itu paman?” si pemuda kembali penasaran.

“Sekarang, kita pergi ke jalan yang berat itu. Benarkah kamu tidak bisa?” kata si paman.

“Saya harus mencobanya?” tanya si pemuda.

“Ya tentu saja, kamu harus mencobanya. Tapi, sebelum mencoba ada hal yang harus kamu perhatikan. Yuk, kita ke sana.” ajak si paman.

Mereka pun langsung pergi menuju jalan yang berat, menanjak dengan sangat curam dan diapit oleh jurang-jurang yang dalam.

“Sekarang, kita duduk di warung kopi itu sambil ngopi.” ajak si paman sambil menuju sebuah warung kopi. Di warung kopi itu, mereka bisa melihat jalan yang berat tersebut dan aktivitas yang ada di jalan tersebut. Mereka pun memesan kopi sambil memperhatikan jalan.

“Lihat itu!” kata si paman, sambil menujuk ke seseorang yang berjalan, mendaki jalan yang dikatakan berat itu sambil memikul dua karung besar berisi rumput.

Si pemuda pun itu langsung melihat orang tersebut.

“Kamu tahu? Dia hampir setiap hari melalui jalan terjal itu untuk mengangkut rumput yang cukup berat. Ya, sekitar 50 kg.” kata si paman.

“Sekarang saya mengerti paman. Jika si bapak yang mengangkut rumput saja bisa, maka saya yang tanpa beban pasti bisa.” kata si pemuda dengan penuh antusias.

“Itu maksud paman, kamu pasti bisa. Tapi ada yang salah.” kata si paman sambil tersenyum.

“Apa yang salah paman?” kata si pemuda kaget. Dia sudah merasa cerdas, tetapi masih ada yang salah.

“Yang mengangkut rumput itu bukan bapak-bapak, tetapi dia bibi Mirnah yang usianya seumur paman (51 tahun). Dia teman paman.”

***

Apa pelajaran yang bisa Anda petik dari cerita diatas? Silahkan tuliskan pada form komentar.

Sumber : http://www.motivasi-islami.com/jalannya-terlalu-berat/

Bagai Katak Dalam Tempurung

Pepatah Populer Bagai Katak Dalam Tempurung

Mungkin Anda sudah mengetahui pepatah Bagai katak dalam tempurung. Pepatah ini begitu populer. Tapi, apa yang akan saya sampaikan adalah model barunya. Iya, arti dari pepatah ini adalah orang yang wawasannya tidak terlalu luas. Ia tidak tahu situasi lain, selain di sekitar tempatnya berada saja. Kesannya, orang seperti ini adalah orang yang tidak gaul.

Namun tahukah Anda, bahwa orang gaul pun bisa memiliki sifat yang sama dengan apa yang dikatakan pepatah ini? Yup, orang yang merasa gaul dan suka membaca tidak terbebas dari kemungkinan menjadi orang seperti dalam pepatah ini. Bisa jadi, Anda pun termasuk di dalamnya.

Silahkan lanjutkan membaca untuk mengetahui apakah Anda termasuk dan solusinya untuk mencegah dan keluar dari sikap seperti ini.

Apa itu tempurung? Bagai katak dalam tempurung, artinya si katak tidak bisa melihat dunia luar karena dibatasi oleh tempurung. Jadi makna yang lebih mendalam dari pepatah ini ialah hidup yang dibatasi. Yang dimaksud batas ini bukan hanya membatasi mata lahir saja. Namun, yang lebih bahaya ialah saat mata hati dan pikiran kita yang dibatasi.

Tertutup Mata Hati

Mata hati yang dibatasi tidak bisa melihat kebenaran. Apa yang membatasi hati? Yang membatasi hati itu adalah hawa nafsu. Orang yang hatinya sudah tertutup oleh hawa nafsu tidak akan mampu melihat kebenaran. Satu-satunya cara agar bisa melihat kebenaran ialah dengan menyingkap tabir tersebut, bukan meniadakannya sebab hawa nafsu sudah bagian dari manusia. Ciri-cri orang yang mata hatinya tertutup ialah tidak bisa melihat cahaya, bahkan saat dia sedang membaca sumber cahaya tersebut, yaitu Al Quran. Atau orang yang selalu/sering menolak nasihat atau selalu melakukan pembenaran saat menerima nasihat.

Pikiran yang Dibatasi

Model kedua dari makna bagai kata dalam tempurung ialah saat pikiran kita yang dibatasi. Orang yang rendah diri adalah orang yang pikiran dibatasi oleh anggapan akan kemampuan diri yang rendah. Orang yang putus asa adalah orang yang pikirannya dibatasi oleh sempitnya ide-ide yang bisa menjadi solusi. Dia pikir tidak ada yang bisa dilakukannya lagi, dia pikir semua sudah dilakukan. Padahal belum semua cara dan ikhtiar yang dilakukan, dia hanya menganggap semuanya sudah dilakukan karena pikirannya sebatas itu.

Dan, masih banyak lagi akibat negatif dari berpikiran sempit.

Buka Hati Buka Pikiran

Bagai katak dalam tempurung, si katak merasa bahwa dunianya memang seperti itu. Gelap dan sempit. Dia merasa bahwa itulah realitas hidup. Dia tidak sadar kalau dirinya sebenarnya terkungkung oleh sempitnya tempurung. Banyak juga manusia yang merasa hidupnya sudah baik-baik saja. Dia merasa seperti itulah hidup yang sebenarnya. Mereka tidak menyadari bahwa hidup bisa lebih luar dari itu.

Terlepas, apakah Anda merasa Bagai Katak Dalam Tempurung atau tidak, maka Anda tetap harus membuka hati dan pikiran Anda. Seperti yang saya jelaskan di modul Berpikir Diluar Kotak Revolusi Waktu, bahwa sebenarnya kita ada dalam kotak tertentu. Sejauh mana apa yang Anda capai dan miliki saat ini, itu adalah ukuran dari kotak atau batasan yang ada pada diri Anda. Artinya jika Anda ingin memiliki pencapaian yang lebih besar, maka bukalah pikiran Anda.

Bukalah hati. Membuka hati bisa dimulai dengan membersihkan kotoran-kotoran yang ada dalam hati. Mulailah dengan memohon ampun kepada Allah dan memperbanyak ibadah agar hati kita menjadi bening. Terimalah nasihat, apalagi yang datang dari Al Quran dan hadits shahih, meski pun nasihat itu menonjok hati Anda. Jika Anda tidak suka dengan nasihat baik, artinya ada sesuatu dalam hati Anda. Maka mulailah untuk menerima nasihat meski terasa pahit, bukan menolaknya atau mencari pembenaran.

Mudah-mudahan, kita semua terhindar dari orang yang tertutup baik mata hatinya maupun pikirannya. Mudah-mudahan hidup kita tidak Bagai Katak Dalam Tempurung.

Sumber : http://www.motivasi-islami.com/bagai-katak-dalam-tempurung-model-baru/

Rahasia Merubah Takdir

Bisakah mengubah takdir?

Banyak orang malas yang menjadikan takdir sebagai dalih atas kemalasannya. Padahal, takdir itu bisa diubah. Memang, tidak semua takdir bisa diubah. Misalnya, jika kita ditakdirkan sebagai seorang laki-laki, tidak bisa diubah menjadi seorang perempuan. Kita memang tidak bisa mengubah takdir yang sudah terjadi sebab waktu memang diciptakan tidak bisa mundur. Yang dimaksud mengubah takdir disini ialah mengubah takdir dimasa mendatang.

Lalu bagaimana cara kita mengubah takdir? Cara yang benar dan tepat, tentu saja harus bersumber dari Pembuat takdir yang tiada lain Allah SWT melalui Al Quran dan Hadits Nabi saw.

Bagi Anda yang belum tahu, bahwa takdir bisa diubah, silahkan simak hadist berikut:

Hadits dari Imam Turmudzi dan Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi SAW Bersabda : “Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak taqdir kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a”. (HR Turmudzi dan Hakim)

Cara Mengubah Takdir

Mengubah Takdir Dengan Berdo’a.

Allah yang menetapkan takdir kita, maka Allah memiliki kuasa untuk mengubahnya, artinya takdir baru bagi kita. Mengubah takdir artinya Allah menggantinya dengan takdir baru. Tetap, Allah yang menetapkan takdir. Cara pertama ialah dengan berdo’a seperti yang dijelaskan pada hadits diatas.

Cara Kedua adalah bersedekah. Rasulullah SAW pernah bersabda : “Silaturrahmi dapat memperpanjang umur dan sedekah dapat merubah taqdir yang mubram” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam Ahmad)

Cara Ketiga adalah bertasbih. Ada hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad Ibnu Abi Waqosh, Rasulullah bersabda :

Maukah kalian Aku beritahu sesuatu do’a, yang jika kalian memanfa’atkan itu ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan menghilangkan kesedihan itu? Para sahabat menjawab : “Ya, wahai Rasululullah, Rasul bersabda “Yaitu do’a “Dzun-Nun : “LA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADH-DHOLIMIN” (Tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk diantara orang-orang yang dholim”). (H.R. Imam Ahmad, At-Turmudzi dan Al-Hakim).

Cara keempat ialah dengan bershalawat ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay Ibnu Ka’ab, bahwa ada seorang laki-laki telah mendedikasikan semua pahala sholawatnya untuk Rasulullah SAW, maka Rasul berkata kepada orang tersebut : “Jika begitu lenyaplah kesedihanmu, dan dosamu akan diampuni(H.R Imam Ahmad At-Tabroni)

Jadi, jangan pernah berhenti berdo’a dan berusaha. Seburuk apa pun kondisi saat ini, semuanya masih bisa berubah. Bagaimana pun pahitnya pengalaman kita dimasa lalu, masih bisa berubah. Optimis selalu Anda bisa mengubah takdir Anda menjadi lebih baik.

Sumber :http://www.motivasi-islami.com/rahasia-mengubah-takdir/

Cara Menghilangkan Rasa Sedih

Janganlah Kamu Bersedih Allah Bersama Kita

Mungkin Anda pernah membaca ayat ini: “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita.” (At-Taubah:40) Lalu, bagaimana jika kita tetap merasa bersedih? Ini artinya ada sesuatu yang salah dalam hati kita. Dalam ayat diatas, kita tidak perlu bersedih sebab Allah beserta kita. Jika kita masih tetap saja bersedih, artinya kita belum merasakan kedekatan dengan Allah.

Yang dimaksud bersedih bukanlah berarti menangis. Menangis dalam rangka takut dan berharap kepada Allah malah dianjurkan supaya kita bebas dari api neraka. Bersedih yang dilarang adalah kesedihan akibat ketidaksabaran, tidak menerima takdir, dan menunjukan kelemahan diri.

Bersedih Itu Manusiawi
Para Nabi bersedih. Bahkan Rasulullah saw pun bersedih saat ditinggal oleh orang-orang mencintai dan dicintai beliau. Namun, para Nabi tidak berlebihan dalam sedih. Para Nabi segera bangkit dan kembali berjuang tanpa larut dalam kesedihan.

Janganlah Kami Bersedih Karena Tidak Diajarkan

Bersedih (selain takut karena Allah) tidak diajarkan dalam agama. Bahkan kita banyak menemukan ayat maupun hadist yang melarang kita untuk bersedih.

Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS.At-Taubah:40)

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS.Ali ‘Imran:139)

Rasulullah saw pun berdo’a untuk agar terhindar dari kesedihan,

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran; Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur. Tiada Tuhan kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud)

Janganlah Kami Bersedih – Caranya

Jika kita melihat ayat dan hadits yang disebutkan diatas, setidaknya kita sudah memiliki dua solusi agar kita tidak terus berada dalam kesedihan.

Pertama: dari ayat diatas (At Taubah:40) bahwa cara menghilangkan kesedihan ialah dengan menyadari, mengetahui, dan mengingat bahwa Allah bersama kita. Jika kita sadar bahwa Allah bersama kita, apa yang perlu kita takutkan? Apa yang membuat kita sedih. Allah Maha Kuasa, Allah Maha Penyayang, Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kita.

Saat kesedihan terus menimpa kita, mungkin kita lupa atau hilang kesadaran, bahwa Allah bersama kita. Untuk itulah kita diperintahkan untuk terus mengingat Allah.

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar Ra’d:28)

Dari ayat ini, kita sudah mengetahui cara menghilangkan kesedihan, kecemasan, dan ketakutan yaitu bidzikrillah, dengan berdzikir mengangat Allah.

Saat saya mengalami kesedihan, ketakutan, atau kecemasan, ada tiga kalimat yang sering saya gunakan untuk berdzikir.

  1. Istighfar, memohon ampun kepada Allah.
  2. La haula wala quwwata illa billah (Tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)
  3. Hasbunallaah wa ni’mal wakiil (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya Pelindung)
  4. Tentu saja, masih banyak kalimat-kalimat baik lainnya yang bisa Anda ucapkan

Alhamdulillah, kesedihan, kecemasan, dan ketakutan menjadi sirna setelah berdzikir dengan kalimat-kalimat diatas. Tentu saja, bukan saja dzikir di lisan tetapi harus sampai masuk ke hati.

Kedua: cara menghilangkan kesedihan ialah dengan berdo’a seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. Nabi pun meminta pertolongan Allah, apa lagi kita, jauh lebih membutuhkan pertolongan Allah. Maka berdo’alah.

Tentu saja, masih banyak cara supaya kita tidak bersedih. Saya bisa menulis buku tebal jika mau membahas semuanya. Namun, dengan dua cara utama diatas kita akan mendapatkan mamfaat yang luar biasa. Bersedih masih mungkin kita alami, tetapi tidak lagi bersedih yang berlebihan dan berlarut-larut. Karena hidup dan perjuangan harus berjalan terus.

Janganlah kamu bersedih!


Sumber : http://www.motivasi-islami.com/janganlah-kamu-bersedih/

Rabu, 26 Oktober 2011

Memaafkan Diri

nda pernah membuat kesalahan? Yah, semua orang pernah membuat kesalahan. Kita bukan malaikat yang selalu benar, kesalahan adalah hal yang manusiawi. Dari kesalahan kita bisa memetik hikmah, namun tidak sedikit orang yang menjadi terpuruk karena kesalahan di masa lalu yang menimpanya. Hilang semangat dan merasa tidak berdaya. Inilah kenapa kita perlu memaafkan kesalahan yang sudah kita lakukan.

Banyak orang yang tidak memperdulikan kesalahan diri sendiri. Padahal saat kesalahan kita membekas, memberikan pengaruh besar kepada kehidupan Anda, atau berakibat fatal, kesalahan ini bisa mempengaruhi kehidupan Anda secara keseluruhan. Secara tidak sadar pikiran bawah sadar kita mengatakan bahwa kita adalah orang yang salah, tidak becus, tidak berdaya, dan berbagai pikiran negatif lainnya.

Pikiran negatif terhadap diri sendiri akan menyebabkan kita rendah diri. Seperti dijelaskan dalam Video The Confidence Secret (percaya diri), rendah diri bila dibiarkan akan seperti bola salju, semakin lama semakin membesar. Saat rendah diri sudah menggunung, Anda sudah merasa tidak bisa apa-apa lagi sehingga tidak ada usaha memperbaiki diri sendiri. Ini gawat!

Kesalahan-kesalahan masa lalu bisa membuat diri kita menyesal. Marah pada diri sendiri. Hal ini akan menyebabkan sebuah luka, luka emosional pada diri sendiri. Saat kita memiliki luka, kita akan melakukan usaha ekstra melindungi bagian yang terluka, sebab luka diatas luka itu lebih menyakitkan. Perlindungan ekstra ini seringkali menjadikan diri kita menjadi penakut dan mudah tersinggung. Akhirnya emosi negatiflah yang selalu mengiringi kita.

Rendah diri dan emosi negatif adalah tidak baik bagi kehidupan kita. Kita tidak lagi memiliki motivasi, kebahagiaan, dan pencapaian-pencapaian yang tinggi. Oleh karena itu, untuk menghindarinya ialah dengan memaafkan kesalahan-kesalahan yang telah Anda lakukan. Tentu saja setelah meminta maaf kepada orang lain jika terlibat dan memohon ampun kepada Allah SWT jika kesalahan Anda juga berdosa.

Tentu saja, kita perlu menghindari kesalahan. Namun sebagai manusia kesalahan selalu saja terjadi. Tidak apa-apa, yang penting ialah kita segera memperbaiki kesalahan kita dan perbaikan akan berjalan efektif jika kita telah memaafkan kesalahan kita. Mencoba memperbaiki kesalahan, sementara Anda berada dalam kondisi rendah diri dan mengutuk diri sendiri, perbaikan itu tidak akan memberikan hasil yang optimal, bahkan bisa saja sama sekali tidak berhasil.

Langkah-langkah memaafkan diri sendiri

  1. Fahami bahwa memaafkan berbeda dengan melupakan. Sebuah peristiwa yang melibatkan emosi sulit untuk dilupakan, tetapi bisa dimaafkan.
  2. Terimalah bahwa Anda melakukan kesalahan. Ini manusiawi. Katakanlah “Meskipun saya melakukan kesalahan, namun saya menerima diri saya seutuhnya.”
  3. Mintalah maaf kepada orang lain yang terlibat. Dimaafkan atau tidak, yang penting Anda sudah minta maaf.
  4. Mintalah ampun kepada Allah SWT jika kesalahan Anda berupa dosa.
  5. Sekarang… maafkanlah diri Anda. Katakan saja “Saya memaafkan diri saya seutuhnya.” Katakanlah berulang-ulang dengan penuh konsentrasi, silahkan katakan di dalam hati saja, namun harus diikuti dengan kesungguhan. Allah SWT Maha Pengampun, kenapa kita tidak mau memaafkan diri sendiri?”
  6. Ambillah hikmah dari kesalahan Anda. Bersyukurlah bahwa Anda sudah mendapatkan hikmah yang berharga.

Cobalah untuk memaafkan diri sendiri, Anda akan hidup lebih ringan, lebih bahagia, dan lebih bersemangat. Insya Allah.

http://www.motivasi-islami.com/memaafkan-diri-sendiri/

Agar tidak Putus Asa

Putus asa akan menghampiri kita saat kita menempuh perjalanan yang panjang atau mendapatkan kegagalan dari perjalanan-perjalan yang kita tempuh. Bagaimana agar kita tidak putus asa?

Mari kita ibaratkan perjalanan panjang seperti lari marathon. Anda pernah marathon? Yang kita rasakan pada saat kita sedang berlari dalam jarak yang jauh ialah keinginan segera berhenti, minum, dan beristirahat. Lalu mengapa tidak berhenti? Jika Anda berlari atas inisiatif sendiri, kemungkinan Anda berhenti akan lebih besar ketimbang seorang atlit yang sedang berlomba. Mengapa? Karena imbalan yang akan didapat lebih menarik dan lebih jelas. Kalau dia tidak sampai, bukan hanya tidak akan mendapatkan juara, tetapi juga malu. Jadi agar Anda tidak putus asa, maka Anda harus memiliki tujuan yang sangat menggairahkan Anda dan jelas.

Mungkin saja, saat kita berlari, kita tidak ingin untuk berhenti. Tetapi akhirnya berhenti juga karena kita sangat kelelahan. Dengan kata lain energi kita sudah terkuras habis. Seorang atlit tidak akan mudah kelelahan karena dia memiliki energi yang cukup. Energi yang tentu saja didapat dari latihan yang cukup dan makanan yang dikonsumsinya. Begitu juga jika kita tidak ingin cepat putus asa maka kita harus memiliki energi yang cukup. Baik energi dalam arti sebenarnya, maupun energi dalam arti motivasi.

Gagal lagi, gagal lagi, dan gagal lagi. Hal seperti ini pun akan memungkinkan kita putus asa. Anda telah mencoba, Anda telah bersabar, dan Anda telah berusaha, namun kegagalan dan kegagalan yang menemui Anda. Keadaan seperti ini bisa diibaratkan seperti sesorang yang sedang mencari suatu tempat tetapi tidak mengetahui harus lewat mana.

Jika jalan yang Anda ketahui sedikit, maka Anda akan cepat berhenti karena tidak ada jalan lagi yang bisa ditempuh. Tetapi jika Anda mengetahui banyak jalan, maka Anda mencoba jalan yang lainnya sampai menemukan jalan yang benar. Semakin banyak jalan yang Anda ketahui dan energi Anda masih cukup maka kemungkin untuk bergerak terus masih sangat memungkinkan.

Jalan yang dimaksud disini adalah ide. Saat Anda gagal dengan satu ide, maka Anda bisa mencoba ide yang lain. Ide tersebut bisa Anda dapatkan baik dari ide sendiri maupun ide dari orang lain. Agar bisa menghasilkan ide sendiri maka diperlukan kreativitas. Sementara untuk mengetahui ide dari orang lain, maka yang diperlukan adalah menuntut ilmu.

Sumber :http://www.motivasi-islami.com/agar-tidak-putus-asa/

Cara Mengatasi Pesimis

Definisi Pesimis

pesimisPesimis adalah kondisi pikiran yang melihat dunia ini selalu negatif. Memang tidak harus semuanya terlihat negatif, mungkin untuk aspek kehidupan yang lain seseorang menerima dengan positif, tetapi untuk aspek lainnya dia melihatnya dengan negatif. Artinya mungkin ada seseorang yang pesimis hanya untuk sebagian aspek kehidupan lainnya.

Muara dari pesimis adalah sikap putus asa, sebuah sikap yang menganggap tidak ada lagi (habis) harapan positif. Pesimis dengan sikap putus asa adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Saat kita membahas pesimis, kita juga sekaligus bicara tentang putus asa. Pesimis menyebabkan kita putus asa, dan penyebab putus asa adalah pesimis.

Penyebab Pesimis

Bagi orang yang pesimis, mereka pesimis karena “fakta dan logika berbicara”. Mereka akan bersandar pada fakta tentang hel-hal negatif, akibat buruk, dan kekagagal yang ada. Ini akan menjadi alasan bagi mereka, bahwa berpikir negatif itu wajar sebab fakta berbicara. Selain fakta, mereka pun akan mengatakan bahwa secara logika juga memang demikian, bahwa selalu ada hal negatif dan peluang kegagalan dibalik sesuatu.

Contoh fakta yang bisa dijadikan alasan mereka pesimis seperti banyaknya pejabat yang korup. Berbagai penggantian pejabat sudah sering terjadi, tetapi perbaikan belum terlihat. Ini menjadikan banyak orang yang pesimis. Bisa juga, Anda sudah mencoba bisnis, namun gagal lagi, gagal lagi. Anda kemudian mengatakan “fakta” bahwa Anda memang tidak akan berhasil bisnis, atau mengatakan bisnis itu sangat beresiko. Artinya, meski Anda punya fakta dan dalil untuk bersikap pesimis, Anda tetap orang pesimis.

Namun, sebenarnya bukan itu penyebab pesimis. Mohon maaf, penyebab pesimis adalah iman yang lemah bahkan orang yang tidak punya iman.

Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. (QS. Az Zumar: 53)

Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir“. (QS. Yusuf:87)

Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat“. (QS Al Hijr:56)

Janganlah kalian berputus asa dari rizqi Allah selama kepala kalian masih bergerak. Manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah, tidak memiliki suatu apapun, lalu Allah Azzawajalla memberinya rizqi“. (HR Ahmad No 15294)

Dalam hadits lain disebutkan:

Janganlah kalian berputus asa dari kebaikan, selama kepala kalian masih bisa bergerak. Manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah, tidak memiliki suatu apapun, lalu Allah Azzawajalla memberinya rizqi“. (HR Ahmad No 15295)

Bahaya Pesimis

Jika seseorang pesimis terhadap sesuatu, maka dia tidak mungkin lagi berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Tidak ada pencapaian dan kebaikan dari orang yang pesimis. Dia memiliki segudang alasan, logika, dan faktwa bahwa dia tidak perlu berusaha lagi. Jika tidak berusaha, maka dia tidak akan pernah mendapatkan apa-apa. Dia bahkan tidak mau berdakwah karena tidak akan ada gunanya menurut dia. Jadi, memang bahaya baik untuk dunia dan akhirat.

Malas, tidak mau berusaha, hanya menghujat sana sini, bahkan tidak sedikit yang bunuh diri saat harapan sudah tidak ada. jadi, jangan biarkan sikap pesimis tumbuh dalam hati Anda.

Cara Mengatasinya

Cara mengatasinya artinya kita membangun optimisme dalam diri kita. Jika penyebabnya adalah lemah atau bahkan tidak ada iman, maka jika ada setitik saja rasa putus asa dalam diri kita, maka kita harus terus-menerus meningkatkan keimanan kita. Tentu dengan iman yang sebenar-benarnya iman.

Bukankah kita beriman jika Allah Mahakuasa? Maka tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak. Sebesar apa pun masalah yang kita hadapi, bagi Allah itu mudah saja. Sebesar apa pun tujuan yang akan kita gapai, bagi Allah itu mudah. Jadi, tidak ada kata putus asa jika Anda percaya kepada Allah akan menolong kita.

Seorang yang beriman saat dia menghadapi kesulitan, dia tidak akan pernah berputus asa, meski dia bingung apa yang harus dilakukan. Maka dia akan berdo’a meminta petunjuk kepada Allah. Karena dia yakin, Allah Maha Mengetahui.

Setelah berdo’a dia akan bertawakal kepada Allah. Saat urusan kita sudah diwakilkan kepada Allah, kenapa kita harus takut? Bahkan sekedar ragu pun tidak pantas, sebab Allah akan membantu kita.

Saat keyakinan sudah mantap dalam hati, maka dia akan begitu semangat dalam berikhtiar, optimis, dan menyongsong masa depan yang lebih baik. Masa lalu boleh kelabu. Saat ini mungkin banyak masalah. Tetapi, tidak ada alasan kalau besok akan tetap seperti ini. Selama kepala bisa bergerak, maka kita tidak perlu berputus asa dari kebaikan dan rezeki.

Kita juga harus tetap optimis meski beban terasa sangat berat. Seberat-beratnya beban, tentu manusia akan tetap mampu menanggungnya. Sebab, Allah tidak akan membebani manusia di luar kesanggupannya.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS Al Baqarah: 286)

Saya Ingin Optimis, Tapi Apa Yang Harus Saya Lakukan?

Tentu saja, kadang kita tidak (sebenarnya “belum”) mengetahui apa lagi yang harus dilakukan? Kita mungkin bingung. Namun yakinlah, saat kita tidak mengetahui, bukan berarti tidak ada jalan. Kita hanya belum menemukannya. Kita bukan tidak bisa, tetapi belum tahu caranya. Jadi, saat Anda tidak tahu harus melakukan apa, maka jawabannya adalah belajar dan/atau mencoba.

Artinya, Anda bisa belajar kepada orang lain atau mencoba sendiri kemudian mengambil pelajaran dari percobaan Anda. Jika Anda tidak mau belajar dan berusaha, maka Anda tidak akan pernah menemukan apa-apa. Optimis akan tetap jauh dari diri Anda.

Percayalah, semakin banyak belajar (belajar dengan cara yang baik) maka Anda akan semakin optimis. Jalan-jalan seolah mulai terbuka untuk Anda lalui, baik mengatasi masalah Anda maupun menggapai impian Anda.

Jangan Tergesa-gesa

Sesungguhnya doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa, hingga dia berkata; “Aku telah memohon kepada Rabbku namun Dia tidak mengabulkan doaku.” (HR Ahmad No 8784)

Sikap tergesa-gesa akan menjadikan kita pesimis. Jika Anda ingin mendapatkan sesuatu dengan tergesa-gesa, akan menyebabkan Anda putus asa, karena harapan memang tidak terlihat. Anda ingin kaya dalam semalam, ingin terampil besok, bahkan ingin dikabulkan do’anya segera. Semuanya butuh proses, ada sunatullah di dunia ini dan kita harus mengikutinya karena itu adalah ketentuan Allah. Jadi, ikuti proses jangan tergesa-gesa.

Kesimpulan

Cara mengatasi pesimis itu tiada lain dengan cara mempertebal iman kita, manajemen qalbu. Sehingga kita akan memiliki keyakinan dalam berikhtiar. Jika Anda menemukan sesuatu yang berat, yakinlah itu dibawah kesanggupan Anda. Jika Anda tidak bisa, maka yakinlah ada caranya, hanya saja belum Anda temukan. Jika memang jauh, maka melangkahlah agar semakin dekat.

Sumber :http://www.motivasi-islami.com/cara-mengatasi-pesimis/